Friday, July 17, 2015

IDX mau kemana? 15 Juli 2015


Nah loh, IDX kita mau kemana nih mudiknya? ke atas apa ke bawah?
kalo IDX mau belok itu hanya Tuhan dan dia yang tau arahnya hehehe.. tapi analisa para Trader bisa berbeda-beda. Kalau saya, tidak berani juga memastikan. Mengapa? Takut saya nanti dimarahin Tuhan katanya "Sok tau lu" hehe.. tapi saya sebagai Trader hanya bisa memprediksi dengan meminimalkan resiko yang ada. sebagai contoh:


Jika melihat langit mendung dan gelap pasti kita tau bahwa akan turun hujan bukan? dan kita buru-buru mengambil payung atau pulang cepat agar tidak kehujanan. tetapi tidak jarang pula jika mendung disertai angin kencang hujan sering tidak terjadi karena awan cepat terbawa oleh angin ke daerah lain. Demikian juga halnya dengan cara kita menentukan angka jual atau harus mengosongkan barang pada portofolio kita.

Nah untuk IDX hari ini, kelihatannya masih mendung nih. Masalahnya IDX akan sideway atau turun atau naik kembali? keputusan ada ditangan kalian. Jika ingin mengurangi sebagian dari portofolio boleh untuk meminimalkan resiko yang ada jika terjadi penurunan lanjutan. Tapi bagaimana jika nanti tiba-tiba naik lagi? Nah, disinilah kita harus lebih mengerti bahwa meminimalkan resiko lebih penting daripada mengejar profit. Jika naik kembali, yah buruan beli kembali jika Tenikal Analisis sudah konfirmasi breakout untuk melanjutkan kenaikan.

Salah satu faktor utama dalam sukses bertrading adalah megutamakan pola pikir yang sehat, artinya jangan hanya mengejar profit, tetapi bagaimana kita pintar meminimalkan resiko yang mungkin terjadi. Salam Profit Sahabat Saham.


Saham ADHI 15 Juli 2015



Asik yahh Saham ADHI.. pasti banyak yang memprediksi target berikut di angka 27xx atau 28xx, kalau saya sih diemin dulu aja, daripada jual kecepatan terus masih naik lagi? hehe.. tetap pada disiplin, tunggu signal jual. 

Kenapa saya tidak posting portofolio saya di harga 2010 karena sudah saya jual di 2400an. Loh kenapa? karena perhitungan menggunakan fasilitas margin di saham ADHI ini lebih kecil daripada ASII, saya sedang alihkan ke ASII, karena naik sedikit saja di ASII hampir sama saya dapatnya dari ADHI. Tapi memang saya harusnya menyisakan sedikit lot untuk upload di blog ini, tapi saya lupa screenshot dan keburu jual. Intinya kita tetap pada perhitungan angka pada masing-masing porto saja mana yang bisa lebih menguntungkan mana yang hanya lebih tinggi presentasinya tetapi nilai rupiahnya tidak. Salam Profit.

Saham AALI 30 April 2015


Lihat Saham AALI diatas, 31,6%. sudah dijual sebagian 12 lot sebelumnya di kisaran 29% untuk pindah ke ASII, KIJA dan LPKR. 5 lot diatas untuk disimpan menunggu konfirmasi akhir poin jual. Fantastis bukan? Memang intinya kita manusia tidak pernah akan tau pasti kapan akan dinaikan dan hingga harga berapa, tetapi kita bisa menduganya dengan analisis yang cukup akurat.

Saham LSIP 21 April 2015


Nah, melanjuti Saham LSIP saya kembali ambil di bawah. Cara ini sangat tidak direkomendasikan karena berisko tinggi. tetapi saya mendapatkan kembali minus sebelumnya dengan jual kembali di kisaran 6% sebelum turun kembali esok harinya.

Saham BJBR 15 April 2015


Lihat portofolio diatas, Saham BJBR sudah mencapai 7,4% sudah mendekati poin jual saya di 965-970 yang mencapai hampir 10%. Sementara LSIP minus, dan sebagai trader harus punya rem untuk antisipasi Cutloss yaitu 2-3% (tergantung batas support hari itu) tapi LSIP pada akhirnya saya cutloss dan ambil kembali dibawah 1510an

Saham BSDE 13 Mei 2015


Lihat Portofolio saya diatas untuk saham BSDE sudah mencapai 4,6%, ASII 4,3% dan MAPI adalah sisa koleksi 30 lot saya (sebelumnya sudah jual 30 lot di 23%) untuk jangka panjang.
Jika kita sudah mengerti waktu dan harga yang pantas untuk dibeli, dan dijual maka kita akan mendapatkan maximum profit.

Saham MAPI 31 Maret 2015


Portofolio diatas menggambarkan saham MAPI sudah mencapai 23% dan ASRI 12,3%.
Salah satu masterpiece profit saham yang kami miliki yang memiliki kenaikan tajam dalam 2-3 hari perdagangan. Ada kiat-kiat khusus sederhana untuk menentukan harga beli, tambah jumlah lot saham dan harga jual. Seringkali ketika orang sudah mendapatkan keuntungan 10% buru-buru jual padahal masih ada peluang untuk naik lebih tinggi, demikian kebalikannya.