Thursday, January 1, 2015

Selamat Tahun Baru 2015

Salam Profit dan Tahun Baru 2015 Sahabat Saham

Memulai hari pertama tahun baru 2015 ini, saya mencoba untuk membuat blog untuk para trader dan investor saham.
Sebelumnya saya ingin perkenalkan diri, nama saya adalah Igor. Sejak saya duduk di bangku sekolah SMA saya sudah sangat tertarik sekali dengan dunia pasar modal atau istilah umumnya adalah saham sebagai arah tujuan hidup saya setelah lulus sekolah. tetapi karena tidak memiliki modal untuk masuk dalam dunia saham tersebut terpaksa saya harus urungkan niat tersebut dan memasuki perkuliahan dengan jurusan design grafis.
Tahun 2007 bulan Agustus, teman dekat kantor saya memperkenalkan kembali dunia saham ini dengan teknologi yang lebih canggih yaitu online trading dengan modal yang relatif terjangkau yaitu minimal 10 juta rupiah saja, maklum saya berasal bukan dari background berada tapi tidak kekurangan juga, yah pas-pasan lah. Begitu saya mengetahui bahwa perdagangan saham bisa dipantau dan melakukan transaksi dari depan komputer, tidak ragu lagi saya mencoba memasuki dunia tersebut, dimulai dari nol pengetahuan tentang saham tanpa mengerti apa itu lot, candlestick, bid/offer. Saya sama sekali tidak mengetahui itu semua.
Beberapa waktu saya coba belajar dari teman kerja saya, dan dibantu dari informasi belajar dari internet dan buku, pada akhirnya saya mulai memahami dan mengerti pengetahuan dasar untuk memulai bidang baru ini yang merupakan cita-cita tertunda saya sejak remaja dulu. Tetapi setelah saya mencoba menjalani dunia ini terus terang tidak sedikit air mata, kehilangan uang dan trauma terutama memasuki krisis global tahun 2008, dimana saya berpikir, ketika saya baru mulai senang bisa menjalani cita-cita yang tertunda krisis global mulai melanda, mungkin saham ini bukan duniaku. akhirnya beberapa kali saya sempat vakum karena stress dan trauma.

Selama masa vakum, saya kembali membangun bisnis design grafis dan cukup menjanjikan untuk kebutuhan berkeluarga sehari-hari dan saya sangat mensyukuri berkat dari Tuhan yang selalu mencukupi keluarga kami hingga memiliki tempat tinggal dan kendaraan yang cukup, pendidikan anak, dll. Tetapi entah apa sudah mendarah daging keinginanku untuk menjadi trader atau investor handal, dimasa vakum pun saya selalu memantau pergerakan saham dan merefleksi terus kesalahan-kesalahan yang pernah saya lakukan dan akhirnya saya mencoba lagi, vakum lagi dan mecoba lagi. Berbagai ilmu dan teknik analisis, indikator, berita, financial analisis, sudah banyak sekali saya coba terapkan dan akhirnya pusing dan kebingungan sendiri indikator dan analisis mana yang harus saya ikuti, apakah ini sudah pasti akan naik? apakah ini akan turun terus? dan seringkali berakhir ketika saya jual rugi mendadak saham berbalik naik, demikian kebalikannya, sampai saya tidak tahu harus marah-marah dengan siapa. 

Saya terus mencari lagi dimana letak kesalahan dan saya menemukan kembali yang mungkin bisa mengatasi kesalahan saya dalam melakukan trading yaitu Money Managment. Info yang saya dapatkan dari seminar dan sumber internet itu menjelaskan bahwa para trader harus memiliki teknikal analisis dan Money Managment untuk mencegah resiko di luar perdiksi kita karena memang tidak ada yang 100% bisa memprediksi dengan benar pergerakan sebuah saham, sekalipun pialang saham terbaik duniapun karena kembali hanya Tuhan yang tahu. Seperti contoh dikatakan jika kita memiliki 100juta modal, maka yang boleh kita belikan saham adalah 50% dan sisa 50% bermanfaat jika prediksi kita meleset, dan dunia saham sedang Jatuh atau istilah kerennya BIG CRASH. dan masih banyak lagi teori-teori money managment lainnya seperti pembagian sektor dan jumlah saham yang harus dibeli dari 50% tersebut, dan lain-lain. Mungkin untuk orang lain bisa bermanfaat tetapi untuk saya akan lebih bikin saya bingung sendiri.

Setiap trader atau investor memiliki pola dan style cara bermain masing-masing yang unik dari hasil pembelajaran mereka dan yang sudah mereka ajarkan juga melalui seminar-seminar termasuk saya juga dapatkan beberapa ilmu dari yang telah mereka ajarkan. Tetapi saya juga diingatkan dari salah satu buku yang saya baca bahwa begitu banyak para pengajar bermain saham tetapi mereka belum tentu berhasil atau bahkan belum pernah bermain langsung dalam dunia saham tersebut. Karena belajar teknikal analisis itu begitu mudahnya, demikian mengajarkannya kembali, "Belajar saham itu seperti belajar berenang, kalau tidak masuk kolam tidak akan pernah bisa". Investor terkenal Warren Buffett pun mengeluarkan pernyataan seperti ini "Wall Street is the only place that people ride to in a Rolls Royce to get advice from those who take the subway". 

Disini saya pribadi mencoba membuka apa adanya mengenai pengalaman saya pribadi yang mungkin bisa berguna untuk para sahabat saham sekalian. Saya sendiri juga tidak mengerti kenapa saya terus dan terus mencoba, dengan menyederhanakan terus teknikal analisis yang saya dalami dan mencari pola bermain yang santai dan tetap memiliki jantung sehat alias tidak sport jantung. Akhirnya setelah 7 tahun perjalanan dan bersyukur kepada Tuhan atas pengetahuan yang diberikan ini, saya menemukan cara menjadi trader saham yang sangat mudah sekali dan sangat santai dengan jantung tetap sehat terjaga. Secara garis besarnya, saya hanya menggunakan 1 macam teknikal analisis dan 15 menit malam hari untuk mencari dan melakukan booking order untuk esok hari, Tidak perlu repot lagi dengan ratusan macam indikator dan teknikal analisis, dan juga repotnya aturan-aturan dari Money Managment. karena jika kita sudah cukup solid dengan waktu kapan harus beli dan jual, serta titik harga kita harus melakukan cutloss (jual rugi) maka dengan sendirinya profit sudah masuk ke protofolio kita.

Demikian ringkasan pengalaman saya dalam menggapai cita-cita menjadi supersimpletrader dalam dunia saham. Mulai hari di tahun baru ini, saya sudah cukup yakin untuk mencoba berbagi pengalaman yang terus saya sempurnakan hari demi harinya hingga untuk hari tua nanti kita tetap bisa mendapatkan profit hanya dengan dibalik laptop.

Terima kasih
Salam Sejahtera


Igor Widjaja

No comments:

Post a Comment